[Main battle] Chapter 1: The Devil's Leader

First topic message reminder :

Semua yang telah mengambil bagian di Main RP chapter 1dan yang charanya sudah di approve dapat masuk ke sini.

--------------------------------
Matahari terbit mengawali hari baru. Hari ini adalah hari dimana Aile, Cyril dan Leine berencana untuk menghentikan para ras Devil yang mencoba menyerang manusia.

"Akhirnya peperangan akan dimulai...." Gumam Aile

Devil, yeah race tercinta. Melihat para race yang lain Lynn sendiri sudah muak. Hem, berdiam diri tanpa ada siapa-saiapa itu sangatlah menarik. Dirinya sekarang sedang berdiri bersama para bawahannya yang lain. Hebat, layaknya seperti raja atau petinggi yang sangat ditakuti padahal membuat dirinya jatuh terkapar adalah hal yang paling mudah.

Hem, para race lain berteriak dan membasmi semua devil. Memang semudahkah rasnya dimusnahkan? Jangan berpikir semudah itu. Yang seperti ini hanya satu ras, yang melawan banyak. Itu angka yang curang kau tahu itu.

"..............................................serang mereka"

Melihat ada yang sudah sampai titik keringat penghabisan.

"Kejar, bunuh."

Aile menyadari ada seorang devil yang paling menonjol diantara mereka. Tampaknya ia pemimpinnya. Aile pun bangun dan mencoba bicara dengannya.

"Kau...pemimpin mereka?" Tanya Aile

Hem, bisa-bisanya seseorang mengajak berbicara dengannya. Ternyata dia yang menduduki jabatan leader di race Angel? Siapa lagi jika bukan Raphael? Musuh utama kah? Malas berurusan dengan lelaki yang satu itu. Apa jangan-jangan dirinya harus turun tangan menghadapi lawan beratnya itu? Suatu hal yang membosankan.

Senyum.

"Menurutmu? Benar, aku pemimpinnya. Rhaphael"

Kenapa tidak memanggil namanya Hades? Yah, dia hanya tahu orang yag bertanya didepannya itu seorang ras angel dan seorang leader.

"Kau, lihat dirimu. Malang"

Senyum.

"Malang? bisa-bisanya anda bicara seperti pada orang yang baru kau temui, Hades-sama." Jawab Aile dengan dingin

Ia memperhatikan pemimpin ras devil itu.

Cyril Side (minta di puppet-in -,-")

"Kenapa kau biarkan anak buahmu menyerang manusia? Bukankah kalian sudah mempunyai tempat sendiri?" Ujar Cyril

Dasar, angel. Bisanya kau sombong berkata seperti itu. Aneh sekali, kau tidak takut? Seorang lelaki dihadapanmu ini seorang Leader dari ras yang bertolak belakang denganmu. Hem, mau membuat dirinya tertawa ya? Setelah--atau mungkin--dia menceritakan tentang keadaan dirinya yang sedetik yang lalu berusaha sampai kau berwajah kusut melawan bawahan dirinya.

"Sepertinya pertemuan kita kali ini bukan yang pertama kali? Sopan sekali gaya bicaramu ya?"

Merasakan lelaki ber-ras angel menatapnya dengan dingin. Hei, Lynn saja tidak seperti itu? BIasa saja. Marah atas terbunuhnya para manusia atau devil menyerang? "Apa? Perlu air? Sepertinya kau lelah setelah membunuh para bawahanku?"

Bagaimana dengan perempuan itu? Senyum tanpa arti itu sudah terbentuk di mukanya.

"Biarkan saja. Kenapa? Lagipula saya benci manusia."

Ah, berisik,,,

"Wah wah....terima kasih sudah dibilang sopan. Sebenarnya, ini pertama kali saya bertemu dengan anda. Anda mempunyai aura yang aneh, Hades-sama..." Pinta Aile

Quote :

"Apa? Perlu air? Sepertinya kau lelah setelah membunuh para bawahanku?"

"Terima kasih atas tawarannya tapi saya tidak butuh bantuan anda..." Jawab Aile datar

"Sekarang... maukah anda menarik pasukan anda?" Aile menyuruh dengan nada yang menekan

Cyril Side

Quote :

"Biarkan saja. Kenapa? Lagipula saya benci manusia."

"Dasar makhluk tak berperasaan!!!" Ujar Cyril dengan kesal

Leine yang baru tiba (tidak lihat situasi) langsung melompat dan memeluk Lynn

"lynn! kenapa kau bisa di sini?!" kata Leine girang (ceria mode : on)

ia melihat keadaan sekitar dan jadi bingung

dengan mukanya yang cengo "hei kenapa bisa banyak darah dan ada cyril juga aile?" kepada Lynn

"Leine??" Aile terkejut saat Leine memeluk Lynn

"K-kamu... kenapa begitu akrab dengannya?" Tanya Aile yang tidak percay dengan pemandangan didepannya

Leine jadi bingung

"eh? ada apa aile san?" tanyanya dengan cengo

Lirley pun tertawa keras

"di pacarku pa-ca-r-ku" kata leine di sela sela tawa cerianya

Seenaknya saja, dia meminta untuk pasukan miliknya untuk mundur? Tidak semudah itu walau dengan nada yang sedikit menekan itu. Sang Hades tidak mau dan tidak akan menyerah dahulu sebelum mendapatkan hasilnya. Hem, cengeng sekali jika tiba-tiba menarik mundur para bawahannya.

"Maaf, jika kau tidak mau bagaimana?"

Senyum.

MEndapatkan sebuah pelukan hangat dari sang kekasih. Hebat, ada Leine disini. Mengapa dirinya harus berada ditempat yang sedang mau bertarung itu? Ah, lihat saja dia mau bersisih kukuh ke musuhnya atau kepada dirinya.

"Aku sedang.. kau bisa lihat sendiri."

Memeluk kembali, lalu mendengar pertanyaan dari mulut sang lawan. "Kenapa? Sepertinya kau terlihat aneh sekali. Leine kekasihku."

"kau mau membunuh aile kah?" tanya Leine sambil tertawa pelan

"aneh? yah biasa Lirley muncul lagi" ucapnya kesal sambil memijat keningnya

"apa yang akan kau lakukan Lynn sayang?"

kaoru asegawa wrote:

"kau mau membunuh aile kah?"

"A-apa maksudmu??" Aile tidak percaya dengan kata-kata pemimpin klan Vampire itu

"K-kau akan berkhianat?!" Ujar Aile

Ternyata, seseorang ada yang mau berkhianat ya? Well, sebagai kekasih, Lynn meneliti kehidupan Leine. Alhasil ternyata dia penyuka hal yang Lynn benci. Bagus sekali. Peduli setan jika nanti kekasihnya akan menentang dirinya. Tetapi ada satu pertanyaan yang membuat pemuda berambut hitam tertawa.

"Hem? Tentu saja."

Kembali ke pertanyaan yang kedua,

"Mungkin akan kembali menyerang?" jawabnya kepada Leine.

Wah, wah. Ada yang kecewa karena salah satu rekannya berkhianat ya? Apa benar Leine berkhianat? Hem, mungkin mudah juga membuat kekasihnya berkhianat kepada ras yang lain. Benar?

"hmm baiklah! aku netral!" kata leine sambil step out dari pertarungan itu

"aku tak akan berkhianat, semuanya bergantung pada kalian. Aku membersihkan tanganku aku tak ikut dalam ini, aku memang akan terlihat plin plan, tapi kami bangsa vampire lebih baik dianggap plin plan daripada berkhianat" sambung leine lagi sambil mundur dari battle

"Tunggu!!!" Aile hendak mengejar tapi ia kehbisan tenaga dan jatuh di tanah.

"Sial..." gumamnya

"Tunggu!!!"

Leine pun mendengar dan menoleh

"apa?" jawabnya

"Kalau memang kalian memilih jalan tengah... kenapa saat itu kau meminta kami menolong para manusia!!!" Ujar Aile

"aku membela manusia memang, karena tanpa mereka kami mati. itulah kenapa kamk menjaga manusia baik baik" kata Leine dengan tegas tanpa melihat aile

ia tak bisa melihat temannya begitu saja bukan?

"jika saat ini aku disuruh memilih dari antar kau dan Lynn, aku akan memilih jalan netral. Aku tak ada maksud berkhianat" Sambut Leine smabil berjalan dari tempat itu menuju kawanan vampire yang menunggunya

Ia hanya melihat pertarungan itu 1 meter dari sana.

"be well, be save. My dearest 2" ucapnya pelan sekali

ia menghadap Lynn "kau tahu kan? bahwa kita butuh penyeimbang jika mau hidup"

"Ada yang berkhianat..."guamnya tak percaya

"Ap....yang..."

Ada yang berkhianat...

Leine hanya tersenyum mendengar perkataan Cyril

"oh well traitor? no... I just pick my own way." katanya enteng sambil tertawa pelan

Cyril hanya terdiam,lalu tersenym

"That's..your way.....selama kau tak menyentuh yang lain...aku akan diam...tapi....jika kau berani sekali saja membunuh manusia,dan kau melakukannya dengan devils.....aku tak akan tinggal diam.."katanya tegas

That's..your way.....selama kau tak menyentuh yang lain...aku akan diam...tapi....jika kau berani sekali saja membunuh manusia,dan kau melakukannya dengan devils.....aku tak akan tinggal diam..

Leine tertawa keras

"kau itu bodoh ya? mereka itu makanan ku! jika aku membunu mereka... aku juga tak bisa hidup! mengertilah!" katanya di sela sela tawanya yang membahana

"Kau... memanfaatkan kami!!!" Kata Aile kesal

Aile pun berdiri. Ia memegang erat pedangnya dan menerjang ke Leine hendak menebasnya.

"Aile!!!!"Cy menahan kekasihnya itu

"Sabarlah..keadaaan kita tidak menguntungkan!mengertilah!!"peringatnya

"Leine.....berarti kau musuh kan?"

dengan mudahnya Leine menghindar

"kau sedang lemah Aile sama, percuma melawanku. aku tak ingin membunuhmu sekarang" katanya pelan dengan sorot tatapan sedih

'apakah harus berakhir seperti ini?' pikirnya sedih

"jangan gegabah"

mendengar Cyril

Leine hanya menjawab "tergantung apa yang kau kira. aku adalah aku meski ia adalah belahan jiwaku"